Rabu, 29 Mei 2013

Cerita Tante Girang


Buat para penggemar cerita tante girang, tentunya kalian ga ingin melewatkan kisah seru ku hari ini. Yep! cerita ngentot dengan dua tante tante girang sekaligus dalam semalam suntukini mengispirasikan story ku untuk kubagikan kepada para penikmat memek tante betapa gilanya aku menikmati tubuh mereka berdua. Untuk selanjutnya, saya mohon maaf bila nama yang tertera dalam cerita ngentot tante ini ada sangkutpaunya dengan nama anda atau pasangan anda, mengingat demi privasi maka nama2 yang ada dalam kisah gila ini sengaja disamarkan demi keamanan.


Hari Jumat itu aku seperti biasa berenang sendiri. Setelah melakukan gaya bebas bolak-balik beberapa kali aku beristirahat sambil tetap berendam di tepi kolam. Hari itu agak sepi, paling hanya 15 orang saja yang ada di kolam renang. Langit sudah mulai gelap dan lampu-lampu di sekitar kolam renang sudah mulai dinyalakan. Tapi aku masih ingin berlama-lama menikmati kolam renang, maklum besok hari Sabtu tidak ada kegiatan kuliah.

Tidak berapa lama kulihat seorang wanita berrambut ikal yang berumur sekitar 40-an masuk ke area kolam renang. Meskipun sudah tidak muda lagi badannya terlihat sangat terawat dan sexy. Payudaranya tampak agak menggantung tapi masih cukup kencang dan menurutku tidak kalah dengan wanita-wanita yang lebih muda. Kulitnya putih dan wajahnya juga masih tampak cantik...ah.. rasanya aku kenal wanita itu... Kalau tidak salah dia Tante Mira, teman klub aerobik Tante Mira bekas ibu kosku di Dago yang pernah kuceritakan kisahnya beberapa waktu yang lalu. Pantas saja tubuhnya sexy.... Setelah meletakkan barang-barang bawaannya wanita itu mulai menceburkan diri ke kolam renang, tepat di seberangku. Lalu perlahan ia mulai berenang mengelilingi kolam renang. Saat ia berenang di depanku, kuberanikan memanggil namanya, "Tante Mira..." wanita itu berhenti dan berbalik menatapku.
  • "Hey... Anton ya... sama siapa berenang?" tanya Tante Mira sambil mencubit lenganku.
  • "Biasa tante... sendirian aja, tante sama siapa?"
  • "Oh, sama Luna teman kantor tante... tapi kayaknya dia masih di kamar ganti tuh...soalnya tadi tasnya ketinggalan di mobil... nah itu dia baru datang, tante kenalin yaaa..."
Tampak seorang wanita, terlihat masih muda dan lumayan manis mungkin umurnya sekitar 25-an, berjalan ke arah kolam renang. Rambutnya lurus melewati bahu, tubuhnya terkesan atletis dengan buah dada montok berisi seperti Pamela Anderson di film serial TV "Bay Watch". Tante Mira lalu naik ke pinggir kolam dan bergegas menghampiri wanita tersebut. Tak lama kemudian kedua wanita itu kembali masuk ke kolam renang.
  • "Lun.. ini kenalin... Anton, Ton... ini kenalin..Luna, teman kantor tante," Sambil mengulurkan tangannya Luna tersenyum dan menyebutkan namanya, senyumnya manis sekali. Akupun menyebutkan namaku sambil menikmati kehalusan tangannya. Setelah berbasa-basi sebentar Luna berpamitan untuk berenang beberapa keliling, lalu aku dan Tante Mira mengikutinya. Sebenarnya aku sudah cukup lelah setelah berenang sebelumnya, tapi kebersamaan dengan Tante Mira dan Luna kayaknya sayang kalau dilewatkan begitu saja hanya karena rasa capai yang tidak seberapa. Setelah berenang beberapa keliling kamipun akhirnya berhenti.
  • "Anton.. kok udah lama tante nggak pernah lihat kamu jemput Tante Mira lagi?"
  • "Lho... saya khan sudah nggak kos di tempat Tante Mira..."
  • "Tapi tante dengar kamu masih suka ketemu dengan Tante Mira, iya khan..?" Tante Mira mulai menggodaku dengan senyumnya yang nakal. Aku tidak menjawab, hanya tertawa ringan.
  • "Tante Mira suka cerita tentang kamu lho...hmm.. bikin kita-kita penasaran deh," Tante Mira menggoda lagi, kini tangannya mencubit perutku.
  • "Aduh... sakit tante...," kataku pura-pura kesakitan. Luna yang tidak tahu arah pembicaraan kami tampak agak bingung.
Tante Mira merapatkan badannya ke sampingku dan melingkarkan tangannya di pinggangku.
  • "Luna, kamu kenal dengan Mira teman aerobikku khan..? Anton ini dulu kos di tempat Mira dan semenjak itu si Mira bisa jadi betah banget di rumah kalau Anton lagi nggak kuliah, nggak tau ngapain aja dia dengan si Anton ini," Tante Mira tertawa genit sambil melirikku. Luna hanya tersenyum-senyum saja memandangku.
  • "Ah... ati-ati Teh Mira... mahasiswa sekarang memang nakal-nakal....!!"
Udara malam makin dingin, tapi suasana kami justru mulai menghangat. Aku merasa kegeMiran Tante Mira sedang menantikan tanggapanku. Aku mulai memberanikan diri memegang dan meremas-remas pantat Tante Mira dengan lembut. Jantungku berdegup-degup menanti reaksi Tante Mira... syukurlah dia diam saja dan membiarkan tanganku terus beraksi. Hanya aku dan Tante Mira yang tahu persis apa yang kami lakukan. Suasana kolam renang tidak begitu terang dan kami berendam sebatas leher sehingga apapun yang diperbuat tangan-tangan kami di bawah air tidak akan terlihat siapapun. Meskipun demikian Luna kelihatannya mengerti apa yang terjadi, tapi dia pura-pura tidak tahu dan dengan sengaja berenang menjauhi kami.
Melihat kebengisannya mendapat tanggapanku dan tidak ada lagi orang lain di dekat kami, Tante Mira semakin berani. Tangannya mulai dengan sengaja menyentuh kontolku yang mulai menegang. Melihat aku tidak menolak perlakuannya Tante Mira mulai berani meremas-remas kontolku sehingga membuatnya mengeras. Tante Mira tersenyum nakal.
  • "Oh, ini rupanya yang bikin Tante Mira lupa sama suaminya." Aku tidak mau ketinggalan, kuraba dan kuremas-remas kedua buah dada Tante Mira sehingga membuatnya memekik perlahan. Kami saling meraba dan berpandang-pandangan penuh nafsu. Perlahan-lahan kuarahkan tangan kananku ke selangkangan Tante Mira dan kurasakan gundukan yang lembut dan hangat di antara kedua pahanya. Mulut Tante Mira sedikit terbuka, nafasnya mulai terasa berat dan matanya mulai sayu, tampaknya dia mulai terangsang.
  • "Ssstop Anton... jangan disini... kita ke hotel aja... mau?" kata Tante Mira setengah berbisik dengan nafas mulai berat menahan birahi. Aku mengangguk setuju.
  • "Tapi Luna gimana tante.... masak ditinggal?"
  • "Tenang aja, itu urusan tante... kamu naik dulu... tante mau bicara sama Luna."
Aku bergegas naik dan mengambil handuk serta sabun untuk mandi. Saat aku kembali ke kolam renang tampak Luna dan Tante Mira sudah duduk di kursi sambil mengenakan handuk.
  • "Anton, keberatan nggak kalau Luna ikutan acara kita?" tanya Tante Mira sambil mengedipkan sebelah mata kepadaku.
  • "Terserah Luna aja, Anton sih nggak keberatan tante..." kataku. "Iiih... emangnya acara apaan sih...?" tanya Luna, entah dia cuma pura-pura atau memang tidak tahu aku tidak peduli, yang jelas malam ini aku akan menikmati tubuh Tante Mira yang sexy. Belum terbayang bagiku bagaimana kalau nanti Luna ikut bergabung, aku belum pernah ML dengan lebih dari satu wanita sekaligus.
Kutitipkan motorku di kantor Satpam, kebetulan karena sudah sering berenang di situ aku jadi kenal dengan mereka. Kami bertiga lalu meluncur pergi ke arah Lembang dengan mobil Tante Mira. Tidak berapa lama kemudian kami sampai di Lembang dan Tante Mira lalu mengajak kami untuk makan malam di sebuah rumah makan. Setelah selesai makan Tante Mira membeli beberapa kaleng bir, softdrink dan makanan kecil, "Untuk bekal sampai pagi cukup nggak..." tanya Tante Mira sambil tersenyum nakal. Aku mengangguk setuju sementara Luna masih pura-pura tidak tahu apa yang terjadi.
Akhirnya kami meluncur ke sebuah hotel kecil yang cukup bagus di sekitar Lembang, lokasinya enak dan aman untuk berselingkuh karena mobil bisa langsung parkir di garasi yang tersedia di sebelah kamar. Mungkin hotel itu sejak semula sudah dirancang untuk tempat perselingkuhan, entahlah.....
  • "Eh.. seperti yang aku bilang tadi.... kalau kalian mau ML aku nggak ikutan yaa... aku cuma nunggu kalian di mobil aja."
  • "Aduh Luna... kami nggak tega ninggalin kamu di mobil. Kita bakalan di sini sampai pagi lho, ikutan aja deh ke kamar. Kalau nggak mau ikutan kami ML juga nggak apa-apa, that’s your choice honey... kamu bisa nunggu di ruang tamu sambil minum bir. Atau kalau perlu bisa kami pesankan "extra-bed". Gimana..?" tanya Tante Mira. Luna akhirnya mengangguk setuju.
  • "OK aku di ruang tamunya aja... tapi kalian jangan ribut ya.... nanti aku nggak bisa tidur."
Aku pikir Luna ini cuma pura-pura saja tidak mau ikut ML, kalau dia benar-benar tidak mau ikutan kenapa dia tadi tidak minta diantar pulang saja. Itu jauh lebih baik dari pada tidur di mobil ataupun di kamar sementara kami asyik bercinta sampai pagi. Aku rasa Luna ini sebenarnya mau tapi malu karena baru kenal denganku beberapa jam yang lalu, jadi kupikir bagus juga kalau aku sengaja memancing-mancing dan mengambil inisiatif supaya dia mau ikut. Setidaknya dengan cara itu dia tidak harus merasa malu kalau "terpaksa" ikut bergabung. Hmm... kalau Luna mau ikutan, ini bakal menjadi pengalaman pertamaku ML dengan dua wanita sekaligus.
Kamar hotel yang dipesan Tante Mira cukup besar, sebenarnya hanya satu ruangan tapi antara tempat tidur dan ruang tamu dipisahkan oleh tirai pembatas. Dengan kondisi seperti itu apapun yang terjadi di tempat tidur pasti akan terdengar di ruang tamu. Luna merebahkan dirinya di kursi sofa.
  • "Selamat ML yaa... aku mau disini aja menikmati bir dan tidur nyenyak."
Sampai di kamar Tante Mira mematikan lampu kamar dan hanya menyisakan lampu tidur yang nyalanya remang-remang saja sementara aku langsung merebahkan diri di tempat tidur. Tante Mira lalu mengikuti dan berbaring di sebelahku. Tanpa menunggu komando aku langsung memeluk dan mencumbu Tante Mira, bibir kami saling memagut dan lidah kami saling melilit penuh nafsu. Tangan-tangan kamipun mulai saling meraba dan meremas daerah sensitif masing-masing. Kuselipkan tanganku ke balik bajunya, oh... rupanya Tante Mira sudah tidak mengenakan BH lagi sehingga tanganku dengan mudah langsung meremas payudaranya. Sementara itu tangan Tante Mira dengan ganas berusaha masuk ke celana dalamku untuk meremas kontolku yang sudah menegang sejak tadi. Setelah beberapa saat kami bergumul dan saling meremas dengan panas, aku mulai melepaskan t-shirt dan celana jeansku sementara Tante Mira juga mulai melepas pakaiannya satu per satu.
Akhirnya kami berdua berbaring di atas tempat tidur tanpa sehelai busanapun.
  • "Tante Mira... tante sexy sekali...," kataku memuji sambil meraba payudara dan putingnya. Sengaja aku berbicara tanpa berbisik supaya Luna bisa ikut mendengar.
  • "Ah... kamu bisa aja," tampak wajah Tante Mira memerah, mungkin merasa bangga mendapat pujian dari anak muda. Tante Mira juga tampaknya mengerti maksudku sehingga diapun tidak berusaha mengecilkan suaranya.
  • "Tante, Anton mau menikmati tubuh Tante Mira malam ini sepuas-puasnya... lampunya Anton nyalain aja yaa..."
  • "Iihh... tante malu ah... khan udah nggak muda lagi..."
  • "Tapi tante masih sexy banget lho... swear deh.... Anton betul-betul terangsang."
  • "Terserah Anton kalau gitu... emangnya Anton mau liat apa sih kok pake nyalain lampu segala..."
  • "Anton mau menikmati tubuh Tante Mira yang sexy ini sampai puas, Anton mau menikmati buah dada tante yang indah, Anton mau menikmati seluruh bagian memek tante yang tertutup bulu-bulu lebat itu, Anton mau liat klitoris tante, Anton pengen liat semua bagian dalam memek tante. Boleh khan...?" kataku merayu sambil menyalakan lampu kamar.
  • "Tentu boleh aja sayang...., malam ini tante jadi milik kamu. Anton boleh liat apapun yang Anton mau, boleh pegang apapun... pokoknya boleh ngapain aja... sesuka kamu sayang..... Tapi sebaliknya Anton juga jadi milik tante malam ini yaa.... Sekarang tante mau pegang dan isep pisangnya Anton...gimana?" tanya Tante Mira sambil mendorongku ke tempat tidur.
Mulailah Tante Mira menjilati dan mengulum kontolku. Rupanya Tante Mira cukup ahli dalam ber-oral, diremasnya buah pelirku sementara kontolku dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dihisap.
  • "Hmm dasar anak muda, kontolnya keras banget kalau berdiri... tante udah lama nggak ngerasain kontol yang keras seperti ini. Tante nggak sabar pengen ngerasain ini di dalam punya tante...." kata Tante Mira sambil terus menjilati kepala kontolku. Dimasukkannya kembali kontolku ke dalam mulutnya dan sesekali lidahnya menjilati lubang kontolku, wow... rasanya membuat tubuhku bergetar menahan nikmat.
  • "Oohh... tante... enak banget tante....mmhh... isep terus tante...," aku sengaja mengekspresikan setiap rasa nikmat yang kurasakan dengan harapan supaya Luna terpancing untuk ikut bergabung.
Aku memutar posisiku sedikit supaya tanganku bisa meraba dan meremas payudara Tante Mira sementara dia tetap mengulum kontolku. Dengan lembut kuremas payudaranya dan kupilin-pilin pentilnya. Ini membuat Tante Mira makin bernafsu dan bersemangat mengulum kontolku. "Mmhh....mmhh....." Tante Mira mulai mendesah-desah menahan nikmat. Seranganku kulanjutkan lagi, kali ini tanganku mulai mengarah ke memeknya. Kurasakan bulu-bulu kemaluannya yang lebat agak basah oleh lendir yang licin. Jari tanganku mulai menyibak bulu-bulu memek Tante Mira dan masuk ke dalam belahan bibir memeknya. Akhirnya dengan perlahan kumasukkan jari tengahku ke dalam lubangnya yang basah oleh lendir. Kugosok-gosokkan jariku dengan lembut ke dalam dinding-dinding memek Tante Mira sementara ibu jariku mempermainkan klitorisnya sehingga Tante Mira menggelinjang keenakan.
  • "Ah... Anton.... mhh.... masukin sekarang sayang... tante udah kepengen ngerasain kontol Anton di dalam memek tante," katanya sambil melepaskan kontolku dari mulutnya.
Tante Mira lalu merebahkan dirinya di tempat tidur sambil membuka kedua pahanya untuk mempersilahkan kontolku masuk. Tapi aku tidak ingin langsung memainkan partai puncak, aku harus menyimpan tenaga karena bukan tidak mungkin akan ada partai tambahan dengan Luna. "Sabar dulu ya tante... Anton pengen banget jilat memek tante...Anton nggak tahan liat memek tante terbuka seperti itu... boleh....?" "Terserah Anton sayaang.... tante udah kepengen banget sampai puncak...." Pantat Tante Mira kuganjal dengan bantal sehingga aku tidak perlu terlalu membungkuk untuk menikmati memeknya. Perlahan kubuka bibir memeknya yang sedikit menggelambir dengan kedua jempolku, terlihat bagian dalam memek Tante Mira begitu merah dan merangsang. Lubangnya masih terlihat lumayan sempit meskipun sudah punya dua anak, sementara klitorisnya tampak menyembul bulat di bagian atas bibir memeknya.
Tidak tahan melihat pemandangan yang begitu membangkitkan birahi akhirnya aku membenamkan lidahku ke dalam liang memeknya. Dengan penuh nafsu kujilati seluruh bagian memek Tante Mira, mulai dari klitoris, bibir memek, hingga lubang memeknya tidak luput dari sapuan lidahku yang ganas. Tante Mira meremas rambutku dan terus mendesah menahan nikmat.
  • "Oohh... oohh... mmhh... Anton.... mmhh... adduhh...." Suara Tante Mira makin membuatku bersemangat, aku terus menjilati seluruh bagian memeknya seperti seorang bocah sedang menikmati es krim coklat yang begitu nikmat. Jari-jariku mulai ikut ambil bagian untuk masuk ke dalam liang memek Tante Mira, sementara itu bibirku mengulum klitorisnya dan lidahku terus menjilati serta mempermainkannya dengan penuh nafsu.
  • "Aaahh... Antoni... tante nggak tahan Don.... adduuh..." desahannya makin tak terkendali dan tangannya mulai meremas rambutku dengan keras sementara itu otot-otot kedua kakinya mulai menegang. Tampaknya tidak berapa lama lagi Tante Mira akan keluar.
Sementara itu samar-samar kulihat bayangan di ruang tamu mulai bergerak, ah... rupanya Luna mulai terpancing untuk melihat apa yang kami lakukan di atas tempat tidur.
"Anton... Anton... mmhh... tante nggak tahan lagi... tante udah mau keluar.... mmhh.... ahh...aahh...," akhirnya seluruh tubuh Tante Mira menegang selama beberapa saat dan kemudian terkulai lemas. Kulitnya yang putih tampak berubah agak memerah, Tante Mira mengalami orgasmenya yang pertama malam itu. Dia tergolek lemas dengan mata terpejam dan mulut terbuka sementara itu memeknya yang merah seperti daging mentah tampak masih berdenyut-denyut mengeluarkan sisa-sisa kenikmatan. Tante Mira perlahan-lahan mulai pulih kesadarannya setelah beberapa saat terbuai oleh kenikmatan orgasme.
  • "Anton... enak sekali orgasmenya... mmhh... tante sampe lemes.... rasanya belum apa-apa tulang-tulang tante rontok semua...."
  • Aku hanya tersenyum. "Gimana tante... udah siap lagi....," tanyaku menggoda.
  • "Bentar lagi ya Don... badan tante masih lemes.... dan lagi rasa enaknya masih belum hilang...."
Sementara itu kulihat Luna sudah berdiri di samping tirai pembatas ruangan, ikut menikmati apa yang kami lakukan.
  • "Luna, kalau mau gabung kesini aja... nggak apa-apa kok," kataku memancing-mancing.
  • "Iih... enggak ah, aku cuma pengen ngeliat kalian ML aja kok, soalnya suaranya seru banget sih... sampe Luna nggak bisa tidur."
  • "Iya Luna... sini aja lah..., ngapain kamu berdiri di situ... duduk aja di dekat tempat tidur biar bisa liat lebih jelas kalau emang mau liat kita ML," Tante Mira ikut menimpali. Luna kelihatan masih malu-malu, aku lalu berdiri menghampirinya dan menariknya ke sisi tempat tidur.
  • "Tapi kalian nggak apa-apa kalau Luna ikutan ngeliat di sini...?" tanyanya sambil duduk di kursi.
  • "Ah nggak apa-apa Wi, malah kami lebih senang lagi kalau kamu juga mau ikutan ML dengan kami, iya khan Don...... Ikutan ajalah sekalian, aku nggak akan bilang sama suamimu asal kamu juga nggak cerita ke suamiku," kata Tante Mira sambil melirikku dan aku mengangguk mengiyakan. Wajah Luna tampak merah, "Ah.. Luna cuma mau liat kalian aja dulu...." Betul dugaanku, sebenarnya Luna mau ikut bergabung hanya saja ia masih malu-malu. Yang dibutuhkannya cuma sebuah alasan yang pas.
Sementara itu Tante Mira tampaknya sudah pulih sepenuhnya, tangannya mulai meraih kontolku dan menuntunnya ke arah liang hangat di selangkangannya.
  • "Ayo sayang... kita lanjutin lagi.... sekarang punya kamu harus dimasukkin ke sini ya...tante dari tadi pengen ngerasain punya kamu..." Aku hanya tersenyum, sementara itu aku mulai menjilati payudara Tante Mira dan mempermainkan putingnya diantara kedua bibirku. Tubuh Tante Mira mulai menggeliat-geliat kembali.
  • "Ah... Anton... tante jadi konak lagi... punya kamu masukin ya.... sekarang sayang... sekarang... tante udah kepengen banget ngerasain kontolmu yang keras ini..." Tante Mira terus merengek-rengek meminta aku memasukkan kontol ke memeknya sementara itu tangannya terus meremas-remas kontolku sehingga membuatnya makin mengeras. Akhirnya perlahan-lahan kubuka paha Tante Mira sehingga bibir memeknya membelah dan menampakkan liangnya yang bisa mengundang nafsu birahi setiap lelaki.
Dengan perlahan-lahan kutuntun kontolku menuju lubang memek Tante Mira yang sudah siap menanti sejak tadi, dan... blesss... dengan sekali sentakan ringan kontolku masuk ke dalam memeknya. "Aahh..." teriak Tante Mira sambil menaikkan pinggulnya untuk menyambut kontolku. Rupanya Tante Mira sudah sangat terangsang dan bernafsu sehingga sekalipun dia berada di posisi bawah justru dia yang lebih aktif menggerak-gerakkan pinggulnya. Aku tidak mau kalah ganas dengan tante berumur 40-an ini, kugerakkan pinggulku turun naik dengan sentakan-sentakan yang kuat sehingga kontolku terasa masuk ke dalam dengan mantap.
  • "Aduhh.. Anton... kontolmu sampai ke ujung... enak banget....mmhh... terus sayang... tusuk yang kuat sayang... tante suka.... mmhh... mmhh.... mmhh... mmhh ...mmhh .." Tante Mira terus mendesah berulang-ulang seirama dengan tusukan kontolku. Suara kecipak beradunya kontolku dengan memek Tante Mira dan suara derit ranjang yang bergoyang menyertai desah persetubuhan kami yang ganas. Aku rasa dengan cara seperti ini Tante Mira tidak akan bertahan lama.
Beberapa saat kemudian Tante Mira minta ganti posisi, dia ingin berada di atas. Akhirnya aku berbaring pasrah sementara Tante Mira memposisikan dirinya berjongkok di atasku. Tangannya meraih kontolku dan membimbingnya menuju liang memeknya yang basah kuyup oleh lendirnya sendiri. Begitu kontolku masuk, Tante Mira lalu mulai menggerak-gerakkan pinggulnya dengan ganas. Gerakannnya makin lama makin cepat dan desahannya makin keras, "Mhh... mmhh.. mmhh...." aku belum pernah merasakan goyangan pinggul seorang wanita seganas Tante Mira. Saking keras dan semangatnya goyangan Tante Mira, beberapa kali kontolku sempat terlepas dari cengkeraman memeknya tapi Tante Mira dengan sigap memasukkan kembali. Dan akhirnya tidak sampai tiga menit Tante Mira di posisi atas iapun mulai mengalami orgasme yang kedua kali....
  • "Aduh... tante mau keluar lagi sayang... aduuh... mmhh... mmhh... mmhh... aahh!" Tante Mira menjerit keras berbarengan dengan orgasmenya yang kedua. Kedua tangannya mencengkeram erat dadaku dan kepalanya mendongak ke atas sementara itu memeknya menelan habis kontolku sampai aku bisa merasakan ujungnya.
Baru kali ini kurasakan orgasme seorang wanita yang begitu ganas dan intens. Seganas-ganasnya Tante Mira, rasanya masih kalah ganas dibandingkan Tante Mira. Tidak berapa lama kemudian Tante Mira terkulai lemas di dadaku. Aku melirik ke arah Luna, kulihat dia mulai terangsang hebat melihat "live-show" di depan matanya... Duduknya serba gelisah dan tangannya meremas-remas ujung bajunya. Aku sendiri sebenarnya belum orgasme, tapi rasanya juga tidak lama lagi. Permainan liar Tante Mira mau tidak mau membuatku makin dekat menuju puncak orgasme juga. Kalau aku sekarang mengajak Luna untuk ML pasti aku tidak akan sanggup bertahan lama, jadi kuputuskan untuk menyelesaikan ronde pertamaku dengan Tante Mira saja. Setelah Tante Mira mulai pulih dari orgasmenya, aku balikkan tubuhnya sehingga dia kembali dalam posisi terlentang. Tanpa basa-basi langsung aku menancapkan kontolku ke dalam memeknya.
  • "Anton... tante masih lemes... sabar sayang.... sebentar lagi.... mmhh... mmhh..." Tante Mira mencoba mendorongku. Tapi tenaganya tidak cukup kuat, lagi pula hanya berselang beberapa detik kemudian tampaknya Tante Mira sudah mulai terangsang lagi. Apalagi setelah telinga dan lehernya kujilati dengan lidahku. Maklum kaum wanita dalam hal persetubuhan sebenarnya jauh lebih hebat dari pria, mereka bisa mengalami orgasme berkali-kali dalam waktu yang singkat kalau mendapatkan rangsangan yang tepat.
Aku terus menusukkan kontolku berulang-ulang ke dalam memek Tante Mira.
  • "Anton... kamu nakal sekali... mmhh... mmhh .... dasar anak muda..... mmhh... adduuh sayang... nanti tante bisa keluar lagi.... mmhh... Anton... aduuhh...mmhh... tante jadi konak lagi... aahh... kamu ganas sekali...." kurasakan pinggul Tante Mira yang semula diam pasrah kini mulai mengikuti gerakan pinggulku. Setiap kali aku menusukkan kontolku, pinggul Tante Mira menyentak ke atas sehingga kontolku masuk semakin dalam. Gerakannya yang kembali ganas membuat ketahananku hampir jebol. Perlahan-lahan kuatur posisiku agar bisa menusukkan kontol sedalam-dalamnya.
  • "Tante... udah mau keluar belum.....?"
  • "Mmhh... iya sayang.... tante udah mau keluar lagi.... mmhh ...mmhh..."
  • "Sekarang kita barengan ya... Anton juga udah mau keluar...." "Hmmhh....... keluarin aja sayang... keluarin semuanya di dalam.... tante siap menampung.... tante udah nggak tahan sayaang.. ... tusuk tante yang kuat....... mmhh.... uuh... rasanya kontol kamu makin besar..... dorong yang kuat sayang..... iya... seperti itu sayang... iya... masukin yang dalam...mmhh... adduuh... tante keluar lagi.... aahh...aagh....!!"
  • "Tante... mmhh... aduuh... Anton udah nggak tahan lagii..... aahh...aahh..aagghh...!!" Akhirnya sebuah semburan sperma yang dahsyat ke dalam memek Tante Mira menyertai kenikmatan orgasmeku. Sementara itu tubuh Tante Mira juga kembali menegang dan berkedut-kedut menahan nikmat orgasmenya yang ketiga malam itu. Tidak lama kemudian tubuh kami saling berpelukan dengan lemas, kami tidak bergerak ataupun berkata-kata untuk beberapa saat karena rasa nikmat orgasme yang bersamaan tadi seolah meluluhkan semua kekuatan dan keinginan kami selama beberapa saat.
Aku dan Tante Mira hanya ingin diam berpelukkan dan saling menikmati hangatnya tubuh masing-masing, sementara kontolku yang terasa makin melemah masih tertancap di dalam memek Tante Mira.... Tidak berapa lama kemudian aku membaringkan tubuhku di samping Tante Mira. kontolku tergolek lemah kelelahan, basah kuyup oleh campuran lendir memek Tante Mira dan spermaku sendiri. Sementara itu dari celah memek Tante Mira lelehan sisa spermaku yang berwarna putih kental tampak mengalir keluar bercampur dengan lendir Tante Mira. Aku yakin spermaku banyak sekali yang masuk ke memeknya karena sudah hampir dua minggu aku belum mengeluarkannya. Tante Mira memiringkan badannya dan mengelus-elus kontolku.
  • "Gila kamu Anton..... belum-belum tante udah keluar tiga kali... kayaknya tante nggak bakalan kuat nih kalau ML sampai pagi...."
  • "Ah nggak apa-apa tante... khan ada Luna, dia bisa gantiin tante kalau tante udah capek... iya nggak," kami tertawa cekikikan melirik Luna yang dari tadi tampak duduk gelisah menahan gejolak nafsu.
  • "Iya Luna, ayo kamu ikutan sini dong... bantuin aku ngerjain Anton... aku nggak bakalan kuat kalau sendiri," kata Tante Mira ikut memanaskan suasana.
  • "Ah... kayaknya aku nggak perlu bantuin Teh Mira..., tuh liat... Anton punya udah lemes... kelihatannya dia juga udah bakal nggak kuat lagi main dengan Luna....," kata Luna yang mulai menanggapi ajakan kami dengan setengah menantang.
  • "Tapi kalau punyaku bisa berdiri lagi Luna mau ikutan nggak...?" pancingku.
  • "Boleh aja... tapi buktiin dong kalau Anton punya masih sanggup berdiri lagi seperti tadi," kata Luna. Tampaknya Luna sudah mendapatkan alasan yang pas untuk ikut bergabung.
  • "Ok... aku akan buktikan kalau sebentar lagi punyaku akan bangun dan keras seperti tadi tapi syaratnya harus Luna yang bangunin yaa..." kataku tersenyum.
  • "Iya... tapi dibersihin dulu dong.. Luna nggak mau bekas Teh Mira... he... he.. he..." Aku lalu bangkit ke kamar mandi untuk membersihkan kontolku dari sisa-sisa cairan hasil persetubuhan dengan Tante Mira. Saat keluar dari kamar mandi tampak Luna sudah duduk di tepi tempat tidur. Sementara itu Tante Mira gantian duduk tanpa busana di kursi sambil menenggak sekaleng bir hitam dan menghisap rokok.
  • "Ayo sini anak muda.... kita buktikan apa kamu masih sanggup bertempur lagi..." kata Luna sambil tersenyum nakal. Setelah mendapat alasan yang pas, Luna yang sebelumnya tampak malu-malu mulai menampakkan nafsu sex yang tidak kalah dengan Tante Mira. Aku lalu membaringkan tubuhku di tempat tidur.

Chapter II Cerita Tante Girang; Giliran Eksekusi Memek Tante Luna

Tanpa banyak basa-basi lagi Luna langsung mengelus-elus kontolku yang masih terkulai lemas akibat kelelahan setelah bertempur hebat dengan Tante Mira. Diremas-remasnya biji pelirku dan kemudian Luna mulai menjilat-jilat batang kontolku. Aku mulai merasakan kenikmatan lidah Luna dan remasan lembut tangannya, akibatnya kontolku perlahan-lahan mulai menunjukkan tanda kehidupan. Luna mulai memasukkan kontolku ke dalam mulutnya, dikulumnya kepala kontolku dan dikocok-kocoknya batang kontolku dengan tangannya. Tentu saja tidak berapa lama kemudian kontolku mengeras kembali. Merasakan kontolku kembali membesar dan mengeras, Luna semakin bernafsu menghisap dan menjilatinya. Perlahan-lahan kulepaskan mulutnya dari kontolku.
  • "Nah, sudah terbukti bisa bangun lagi khan... sekarang giliran Luna memenuhi janji untuk ikut bergabung... gimana?" Luna cuma tersenyum sambil dengan sukarela melepaskan pakaiannya satu per satu dan berbaring di sisiku. Karena sejak awal aku sudah tertarik dengan payudara Luna yang montok seperti punya Pamela Anderson, aku langsung meremas payudaranya dengan lembut dan mempermainkan putingnya dengan lidahku. Luna yang sebenarnya dari tadi sudah terangsang mulai mendesah-desah keenakan. Berbeda dengan Tante Mira, meskipun sudah 3 tahun menikah Luna belum memiliki anak jadi puting susunya masih mungil dan berwarna terang seperti puting susu gadis perawan.
Setelah puas menjilati dan meremas buah dadanya, aku mulai menjelajahi bagian bawah. Perlahan-lahan kujilati bagian perut Luna dan kemudian akhirnya sampai ke daerah "Segitiga Bermuda". Bulu kemaluan Luna tidak selebat Tante Mira sehingga belahan memeknya sudah tampak jelas tanpa harus menyibakkan bulu-bulunya. Setelah puas menjilati daerah lipatan paha dan daerah bagian atas bulu memek Luna, aku membuka bibir memeknya dan terlihatlah liang memek yang berwarna merah muda dan sangat indah. Ingin rasanya segera membenamkan kontolku ke dalamnya. Mungkin karena belum memiliki anak, kedua bibir memeknya masih tampak kencang dan tidak menggelambir seperti punya Tante Mira. Secara refleks jari-jari tanganku langsung masuk menggerayangi lubang memeknya dan membuatnya melenguh keras, "Oohh........" Langsung lidahku menjilati bibir memek dan klitorisnya dengan lembut. Setiap kali lidahku menjilati klitorisnya, pinggul Luna bergerak maju seolah tidak menginginkan lidahku terlepas dari klitorisnya. Setelah kurasa cukup, akhirnya kulepaskan lidahku dari bagian memeknya dan aku mulai membuka kedua pahanya. Aku benar-benar sudah tidak sabar ingin segera merasakan kenikmatan memek seorang Luna.
Dengan lembut kubelai lembut rambutnya, dari matanya kulihat Lunapun sudah tidak sabar ingin menerima kontolku. Tapi dia bukan Tante Mira yang secara ekspresif dan terang-terangan mengumbar nafsunya dengan ganas. Luna hanya menatapku penuh harap sambil nafasnya berdesah-desah tak teratur. Kuposisikan diriku diantara kedua pahanya, lalu perlahan-lahan kubuka bibir memeknya dan kuarahkan kontolku ke liang memek yang tampak masih sempit. Kuletakkan kepala kontolku tepat di depan lubang memeknya. Lalu dengan lembut tapi pasti kugerakkan pinggulku ke depan sehingga kontolku masuk ke dalam memeknya. Gila....nih cewek... memeknya masih sempit sekali, benar-benar seperti seorang perawan. Untung saja Luna sudah cukup terangsang sehingga kontolku tidak begitu kesulitan menembus liang memeknya yang sempit dan basah. Luna tampak menggigit bibir bawahnya dan tangannya meremas pinggangku. Aku sempat berpikir mungkin Luna merasa kesakitan akibat perbuatanku, gerakanku kuhentikan sejenak.
  • "Sakit sayang...?" tanyaku. Luna menggeleng perlahan.
  • "Enak sayang....?" kataku lagi. Luna hanya mengangguk sambil tersenyum. Sedikit demi sedikit kupercepat gerakanku, memek Luna terasa makin basah dan gerakan kontolku terasa mulai lancar.
Setelah merasakan persetubuhan yang ganas dengan Tante Mira, persetubuhan dengan Luna terasa begitu lembut dan indah. Kontras sekali bedanya, namun kedua-duanya sama-sama memiliki kenikmatannya yang khas sehingga sulit untuk mengatakan mana yang lebih enak. Kubelai rambut Luna dan kucumbu bibirnya dengan hangat, kami sungguh menikmati persetubuhan yang indah ini. Sesekali aku melepaskan diri dan meminta Luna untuk bergantian di posisi atas. Diapun melakukannya dengan lembut namun penuh energi, digerak-gerakkannya pinggulnya maju mundur dengan berirama dan penuh tenaga sementara aku meremas-remas buah dadanya yang indah. Aku rasakan dinding-dinding memeknya begitu kuat mencengkeram kontolku sehingga membuatku makin terangsang. Sementara itu gerakan pinggul Luna makin cepat dan desahannya makin kuat serta tidak beraturan. Luna mulai sulit mengontrol gerakannya sendiri....
  • "Oohh... mmhh....mmhh... uuhh.." tampaknya Luna mulai dekat menuju orgasme.
  • "Ahh... Anton... mmhh... Luna di bawah aja ya... Luna takut keluar duluan....."
  • "Nggak apa-apa sayang, keluarin aja...."
  • "Enggak ah... Luna mau keluar barengan sama Anton...." Akhirnya Luna kembali berbaring disebelahku. Aku langsung mengambil posisi diantara selangkangan Luna dan kembali membenamkan kontolku ke dalam memeknya. Di posisi ini tampaknya Luna lebih bisa mengatur nafsunya sehingga desahannya kembali teratur seirama dorongan kontolku. Kami kembali bercumbu dengan hangat sambil tanganku meremas-remas buah dadanya dan pinggulku turun-naik sehingga kedua tubuh kamipun mulai dibasahi oleh peluh.
Sekarang giliranku mulai merasakan dorongan kenikmatan orgasme mulai menjalari seluruh tubuhku. Rasanya tidak lama lagi pertahananku akan bobol. Gerakanku makin kuat dan Luna juga merasakannya sehingga diapun mulai agak mengganas. Aku mulai melepaskan bibirku dari bibirnya dan mulai mengatur posisi agar bisa menancapkan kontolku dengan maksimal ke dalam memek Luna. Rasanya tidak lama lagi kami berdua akan sampai ke puncak kenikmatan....
  • "Luna... aku udah mau keluar sayaang.... mmh.... sshh... sshh... mmhh..." aku mencoba sekuat tenaga mengontrol orgasmeku agar bisa bertahan sedikit lagi.
  • "Luna juga mau keluar sayang... adduhh... kontol kamu tambah besar... Luna nggak tahan lagi... mmhh... aaah......mmhh..." Gerakan kami berdua makin cepat dan makin ganas, akhirnya....
  • "Aahh.... Antoni..... mmhh.... aahh.... Luna nggak tahan lagi sayang... aahh... aahh...!"
  • "Lunaii.... aduuh..... Antoni keluaar............ aahh...!" Tubuh kami menggelinjang dan bergetar hebat dalam sebuah orgasme bersama yang indah, akhirnya kami berpelukan lemas. Setelah beberapa saat kami berpelukan, aku kembali mencumbu Luna dengan lembut. Kemudian aku merebahkan diriku di sampingnya, kami diam dan saling berpandangan. "Wow... keren.... hebat...." tiba-tiba kudengar Tante Mira bertepuk tangan memberi "applaus" untuk persetubuhan kami yang cukup lama dan menggairahkan. Kami berdua cuma tersenyum saja, sudah terlalu lelah untuk berkomentar.
Mungkin lebih dari setengah jam aku dan Luna saling bergumul sebelum akhirnya kami tenggelam dalam kenikmatan orgasme. Tampak Luna tergolek kelelahan disampingku, dia hanya sebentar menoleh tersenyum penuh arti ke Tante Mira lalu kembali memejamkan matanya. Sementara itu sisa-sisa spermaku tampak mulai menetes dari celah memek Luna meskipun tidak sebanyak Tante Mira. Akupun hanya bisa terbaring lemas, kontolku tampak tak berdaya. Tiba-tiba aku merasa sangat haus dan lapar. Aku bangkit lalu mengambil sekaleng bir dan menyantap sebungkus roti untuk mengembalikan tenagaku yang nyaris terkuras habis oleh dua wanita bersuami ini.
  • "Nanti kalau sudah siap, giliran tante lagi ya... melihat kalian ML tante jadi kepengen lagi lho.... Anton masih kuat khan...?"
  • "Ok tante,.... Anton masih kuat kok... liat nih... sebentar juga bangun lagi..." kataku menanggapi tantangan Tante Mira. Kutunjukkan pada Tante Mira kontolku yang perlahan-lahan mulai agak membesar. Melihat aku mulai segar lagi Tante Mira merebahkan aku ke tempat tidur di samping Luna yang masih tergolek kelelahan. Tanpa merasa perlu membersihkan kontolku dari sisa-sisa persetubuhanku dengan Luna, Tante Mira langsung mengulum dan mengkocok-kocok kontolku hingga perlahan-lahan kembali mengeras dengan sempurna.
Begitu melihat kontolku kembali berdiri sempurna langsung Tante Mira mengambil posisi jongkok dan memasukkan kontolku ke dalam memeknya. Seperti sebelumnya, dengan ganas Tante Mira menggerak-gerakkan pinggulnya sambil mulutnya terus berdesah-desah merasakan nikmat. Luna yang terbaring disampingku lalu membuka mata dan menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan kami,
  • "Ah.. keterlaluan deh Teh Mira ini, si Anton belum sempat istirahat udah diembat lagi.... nggak kasian sama anak orang..." Tante Mira cuma tertawa kecil dan meneruskan goyangan mautnya. Tak berapa lama kemudian Tante Mira melepaskan kontolku dari memeknya dan meminta aku untuk berganti posisi, dia ingin ditusuk dari arah belakang.
  • "Anton... tante kepengen kamu masukin dari belakang ya...?" Tante Mira lalu mengambil posisi menungging di sebelah Luna sambil tangannya meraba-raba payudara Luna sambil sesekali lidahnya menjilati putingnya. Sementara itu aku langsung memasukkan kontolku lagi ke dalam memek Tante Mira yang sudah merah merekah dari belakang. Merasakan apa yang dilakukan Tante Mira pada mulanya Luna tampak risih, mungkin dia belum pernah dengan sesama wanita, tapi lama kelamaan dia membiarkan Tante Mira melakukan aksinya bahkan tampaknya Luna mulai menikmati ulah tangan dan lidah Tante Mira.
Aku juga tidak tinggal diam, sambil kontolku keluar masuk di memek Tante Mira tanganku mulai meraba memek Luna sehingga membuatnya makin terangsang. Kemudian Luna membuka kedua pahanya lebih lebar agar jari-jari tanganku lebih leluasa masuk ke dalam memeknya. Sementara itu pinggul Tante Mira mulai bergerak tak teratur dan desahannya makin keras.
  • "Aaah... mmhh... mmhh.... mmhh...." Aku tahu sebentar lagi Tante Mira akan mencapai orgasmenya yang keempat. Kupercepat gerakanku dan Tante Mirapun makin tak terkontrol.
  • "Antoni.... aahh.... tusuk yang kuat sayaang.... iya... yang kuat sayang... teruss... teruss... tusuk yang dalam.... tusuk sampai ujung sayang... aahh... tantee keluar lagii......... aaghh..." Tante Mira mengejang keras dan menyentakkan pantatnya ke arahku sehingga kontolku masuk makin dalam. Kutarik paha Tante Mira ke arahku dengan maksud supaya dia makin merasakan kenikmatan orgasmenya. Setelah beberapa saat akhirnya Tante Mira terkulai lemas dan kontolkupun terlepas dari memeknya. Melihat kontolku masih berdiri tegang, Luna langsung mengerti apa yang harus dilakukannya. Dia mengambil alih posisi Tante Mira dengan menungging di depanku. Dengan perlahan kubuka belahan memek Luna dan kumasukkan kontolku ke dalamnya. Lunapun mendesah menahan nikmat saat kontolku meluncur ke dalam memeknya yang hangat dan basah.
Sementara kontolku di dalam memeknya, kedua tanganku mulai meraba-raba buah dadanya yang indah. Luna tampak sangat menikmatinya sehingga pinggulnya mulai bergerak-gerak. Setelah beberapa menit berlalu, Luna tampak mulai kelelahan dengan posisi "doggy-style". Luna memintaku untuk melepaskan kontol dan diapun kembali menelentangkan dirinya pasrah dengan kedua pahanya terbuka lebar-lebar seolah mengundangku untuk segera membenamkan kontolku kembali. Dan akupun menanggapi undangannya dengan senang hati. Tanpa banyak basa-basi langsung kumasukkan kontolku ke dalam liang memek Luna yang belum sempat dibersihkan dari lendir sisa-sisa persetubuhan kami sebelumnya. Luna sendiri sekarang sudah mulai berani mengungkapkan gejolak nafsunya terang-terangan, dia mulai berani menggerakkan pinggulnya dengan ganas dan mendesah-desah dengan kuat. Rasanya Luna yang sekarang tidak kalah ganas dengan Tante Mira.
Ini sungguh kejutan bagiku, aku tidak siap menghadapi keganasan Luna yang nyaris tiba-tiba. Hal itu membuat aku nyaris kehilangan kontrol dan hampir mencapai orgasme. Tapi aku tidak ingin mengalaminya sendiri, aku ingin Luna juga bisa merasakannya padahal saat itu kurasakan kondisi Luna masih stabil dan belum mendekati orgasme. Sekuat tenaga aku berusaha mengontrol nafasku untuk menghambat datangnya orgasme. Tapi rasanya tidak banyak membantu, goyangan Luna yang ganas membuat orgasmeku terasa makin mendekat. Akhirnya kuputuskan untuk meremas buah dada dan mempermainkan klitorisnya supaya Luna juga cepat terangsang. Ternyata cara ini efektif, dalam waktu singkat gerakan pinggul Luna menjadi makin kuat dan mulai tidak beraturan, desahan dan lenguhannya juga semakin keras. Aku tahu Luna juga sudah kehilangan kontrol dan mulai mendekati puncak orgasme.... "Luna sudah mau keluar ya.......?" tanyaku.
  • "Hhmm... iya sayang... adduhh... sebentar lagi Luna keluar.... barengan ya sayang....sepertinya kontol Anton juga udah makin besar... mmhh... enak banget..... memek Luna terasa penuh.... mmhh.... aahh..... fuck me honey....fuck me hard... aahh.... aahh...." Begitu kurasakan Luna hampir mencapai orgasme langsung kupercepat gerakanku, kulepaskan tanganku dari klitoris dan buah dadanya sambil mencari posisi yang nyaman untuk melakukan tusukan akhir yang dalam dan nikmat. Dan akhirnya...
  • "Luna.... aku nggak tahan lagi... keluarin bareng sekarang yukk......"
  • "Iya sayang.... Luna juga.... aahh... adduhh.... tusuk yang kuat sayang... fuck me...... yess... aahh...uuhh... Luna keluar lagi....aahh...... aagh...!!"
  • "Oohh.... Luna.... mmhh Anton juga keluaarr...... aagh...!" Akhirnya kami kembali orgasme bersamaan.
Orgasme kali ini sungguh-sungguh menguras energiku, aku tidak tahu apakah aku masih sanggup kalau Tante Mira minta lagi. Tapi kulihat Tante Mira juga sudah kelelahan setelah empat kali orgasme hebat yang dialaminya sehingga kami akhirnya memutuskan untuk beristirahat saja. Kami bertiga tidur saling bepelukan tanpa busana dan hanya ditutupi selimut. Pagi itu aku terbangun, sayup-sayup kudengar suara adzan subuh. Tapi aku merasakan ada sesuatu yang aneh. Ah... ternyata Tante Mira sudah bangun lebih dulu dan dia sedang asyik mengulum kontolku. "Aduh... tante... pagi-pagi udah sarapan pisang..." kataku sambil tertawa.
  • "Hmm.. sorry ya Don,... tante tadi bangun duluan terus tante nggak tahan liat kontol kamu. Tante langsung ngebayangin kayaknya enak banget kalau subuh-subuh gini ML lagi dengan Anton... nggak apa-apa khan...?" Kulihat kontolku sudah berdiri tegak akibat ulah Tante Mira. Tampaknya Tante Mira sudah sangat bernafsu, nafasnya memburu tak teratur dan pandangan matanya menunjukkan dirinya sedang berada pada puncak birahinya.
Sementara itu Luna tampak masih tergeletak pulas disampingku.
  • "Anton sayang... tante pengen ngerasain kontol kamu lagi yaa.... soalnya sebentar lagi khan kita pisah... jadi sekarang tante pengen ML lagi dengan Anton... mau khan...?"
  • "Masukin aja tante... Anton juga suka ML dengan tante....pokoknya hari ini Anton mau ML sampai kita bener-bener udah nggak kuat lagi.... tante mau khan?"
  • "Hm.... dengan senang hati sayang..... ssttt... jangan keras-keras nanti si Luna bangun. Kasihan dia masih kecapaian semalam gara-gara ML dengan kamu." Ah... kali ini aku akan memberikan sesuatu yang lain untuk Tante Mira. Aku akan membuatnya mengalami orgasme berkali-kali tanpa sempat istirahat. Aku rasa ini tidak terlau sulit karena tampaknya Tante Mira tipe wanita yang sangat sensitif dan mudah mengalami orgasme. Lagi pula karena semalam aku sudah tiga kali orgasme, aku yakin bisa bertahan lebih lama lagi sekarang. Kubiarkan Tante Mira menaiki diriku dan memasukkan kontolku ke dalam memeknya.
Seperti biasa dia mulai menaik-turunkan pinggulnya sehingga kontolku meluncur keluar-masuk memeknya. Dengan sengaja kusentakkan pinggulku untuk menandingi gerakannya sehingga membuatnya makin terangsang. Benar saja tidak sampai lima menit Tante Mira mulai kehilangan kontrol dan melenguh kuat, ia mengalami orgasmenya yang kelima. "Aahh... Anton.... tante keluar.... mmhh... adduuhh... aahh... aahh.. aaghh...!!"
Aku tidak memberi Tante Mira kesempatan beristirahat. Setelah tubuhnya melemas aku langsung membaringkan Tante Mira dan membuka pahanya, tanpa basa-basi aku langsung menancapkan kontolku ke dalam memeknya. Dan kali ini aku menusukkan kontolku dengan kuat dan cepat. Benar saja, Tante Mira tampak kaget dan tidak siap dengan serangan tiba-tiba ini. Tidak sampai tiga menit kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.
  • "Adduhh... Anton... tante jadi pengen keluar lagi.... aahh... aahh... aahh..." Kurasakan badan Tante Mira mengejang dan kemudian lemas, ini orgasmenya yang keenam. Sementara itu kontolku masih keras dan besar di dalam memeknya. Tanpa memberinya kesempatan istirahat aku kembali menggerak-gerakkan kontolku dengan kuat dan ganas.
Tante Mira yang belum sempat istirahat untuk memulihkan tenaganya, kembali tergetar oleh rangsangan orgasme yang ketujuh.
  • "Donni..... kamu nakal.... nanti tante bisa keluar lagi... aduuhh... mhh... aahh... mmhh.... Anton..... tante mau keluar lagii..... aduuhh... aahh..... dorong yang keras sayang... iya... tusuk yang dalam sayang... iya gitu... terus... terus.... jangan berhenti... aahh... aahh... enak sekali sayang... mmhh... tante keluar lagiii... aahh" Kembali aku tidak memberinya kesempatan istirahat, kali ini kuangkat kedua kakinya dan pantatnya kuganjal dengan bantal sehingga kontolku masuk semakin dalam hingga menyentuh ujung memeknya.
Kutusukkan kontolku ke dalam memek Tante Mira berulang-ulang dengan cepat dan kuat. Hanya berselang satu atau dua menit dari orgasme sebelumnya kembali tubuh Tante Mira bergetar hebat untuk mengalami orgasmenya yang ke delapan.
  • "Aahh... Donnii.... uughh.... masukin yang dalam sayang.... masukin sampai ujung.... aahh.... enak banget..... aaahh... gimana nih.... tante bisa keluar lagi.... mmhh.... aahh... aduuhh... tante keluar lagi sayang... aahh.. aahh....." kali ini tubuhnya menggelinjang cukup lama, pinggulnya berkedut-kedut tidak beraturan, matanya terpejam rapat-rapat dan giginya terkatup menahan kenikmatan yang luar biasa.... Begitu selesai orgasme yang ke delapan, kembali aku meneruskan tusukan kontolku.
Kali ini tante Mira sudah mulai merasa tidak kuat lagi, matanya memelas memintaku untuk berhenti.
  • "Udah dong sayang... tante capek banget.... memek tante mulai perih sayang jangan cepet-cepet dong... sakit... udah sayang... tante istirahat dulu... sebentar aja... nanti kita lanjutin lagi... kasih kesempatan tante istirahat dulu sayang..." katanya sambil mencoba menahanku. Tapi aku tidak peduli, memang gerakanku kuperlambat supaya Tante Mira tidak merasa sakit tapi aku tetap menusukkan kontolku ke dalam memeknya. Aku sendiri sekarang mulai terangsang berat melihat pandangan sayu tanpa daya seorang wanita yang haus kenikmatan seperti Tante Mira. Setelah beberapa saat tampaknya Tante Mira mulai kehilangan rasa sakitnya dan berubah menjadi rasa nikmat kembali, dia mulai menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti gerakanku. Sekarang aku ubah sedikit posisiku, hanya kaki kiri Tante Mira yang kuangkat sementara kaki kanannya tergeletak di kasur dan kaki kiriku kuletakkan diatas paha kanannya. Kelihatan Tante Mira menikmati sekali posisi ini, dia mulai bergairah lagi dan gerakan pinggulnya mengganas kembali.
Tak lama kemudian iapun mengalami orgasmenya yang kesembilan... "Ahh...oohh...Anton....kamu pinter banget sih... aahh... anak nakal.... tusuk tante yang kuat sayang... aahh ... aahh... tante keluar lagi.... aahh..... aahh aahh..!," teriakannya kali begitu keras dan panjang sehingga Luna yang tertidur kelelahan akhirnya terbangun juga. Aku menekan kontolku dalam-dalam di memek Tante Mira sambil menunggunya kembali siap.
  • "Udah sayang... tante udah capek... tante nggak kuat lagi sayang.... udah ya sayang... memek tante udah kebas...... please... tante udah nggak sanggup lagi......"
  • "Hmm... Anton masih pengen terus tante... soalnya sebentar lagi kita pisah... Anton mau menikmati tubuh Tante Mira hari ini sampai sepuas-puasnya..." kataku sambil memulai lagi tusukan kontolku.
  • "Ayo dong sayang..... udah dulu... kapan-kapan kita khan bisa ketemu lagi.... tante janji deh.... tapi sekarang udah dulu tante capek banget... tenaga tante udah abis...."
  • "Yang ini terakhir tante... Anton juga udah mau keluar kok... boleh yaa..." kataku sambil mengecup bibirnya.
Tante Mira terdiam dan berusaha menikmati permainan kontolku yang terus mengganas nyaris tanpa henti. Sementara itu aku sudah merasakan diriku mulai mendekati orgasme juga, kontolku terasa membesar dan memenuhi memek Tante Mira. Tampaknya Tante Mira juga merasakan hal yang sama, iapun segera terangsang berat serta mulai mendesah-desah untuk orgasmenya yang kesepuluh.
  • "Ahh... Anton.... keluarin punya kamu sekarang sayaang... tusuk tante yang kuat... tante juga udah mau keluar sekarang....... aaaahhh..!!" "Ayo tante kita barengan... ini yang terakhir.... aahh Anton keluarr... aaggh...!"
  • "Aahh...... mmhh... tante juga keluar lagii..... adduhh maakk...enak bangeett...... aaghh...!" Akhirnya kali itu persetubuhan kami benar-benar terhenti dan kamipun berpelukan lemas. Kukecup bibir Tante Mira dan perlahan-lahan kulepaskan kontolku dari dalam memeknya. Kulihat memek tante Mira sudah sangat merah dan Tante Mira sendiri masih memejamkan matanya kehabisan energi. Hanya sedikit saja sisa lelehan spermaku yang keluar dari memek Tante Mira, rupanya aku sudah mulai kehabisan cadangan sperma.
Tiba-tiba keheningan kami dipecahkan oleh suara Luna,
  • "Hey... kalian ML kok nggak ngajak-ngajak Luna sih... emangnya kalian kira aku nggak pengen yaa...."
  • "Sudah berapa lama sih kalian main... kok kayaknya seru banget... Mira sampai basah penuh keringat gitu...," lanjut Luna lagi. Tante Mira hanya menoleh sejenak lalu memberi kode dengan jarinya bahwa ia mengalami 6 kali orgasme pagi itu.
  • "Enam kali...?? Ah gila juga... bener-bener teteh maniak ML..... Luna baru tau...." kata Luna melotot memandangi Tante Mira seolah tidak percaya.
  • "Swear... enggak juga Lun.... aku baru kali ini kok ML segila ini, gak tau nih siapa yang gila, si Anton apa gue...." kata Tante Mira membela diri sambil masih terengah-engah kelelahan.
  • "Luna juga pengen dong sayang.... nggak usah enam kali kayak Teh Mira tapi Luna pengen ML lagi pagi ini sebelum kita pisah... ya sayang..... please... aku pengen dapet kenang-kenangan yang spesial dari kamu. Ok, honey....." Tapi tampaknya Luna menyadari kondisiku yang masih lelah kehabisan tenaga.
  • "Kalau Anton masih cape, pakai tangan atau lidah juga gak masalah kok..... dari tadi aku liat Teh Mira ML dengan kamu kok kayaknya seru banget, Luna jadi konak kepengen ngerasain juga. Please honey... jilatin punyaku seperti kemarin malam.... Luna suka kok... jilatin terus sampai Luna puas... pokoknya jangan berhenti sebelum aku puas yaaa...... please honey... eat my pussy.... please..." Luna yang beberapa jam sebelumnya masih malu-malu dan pura-pura tidak mau ikutan kini terlihat mulai berani merayuku dengan genit, di bukanya pahanya dan kedua tangannya menarik bibir memeknya ke samping sehingga lubang memeknya yang mungil tampak jelas.
Mau tidak mau akupun kembali terangsang dan mulai melupakan kelelahanku. Aku ingin membuat Luna mengalami orgasme berkali-kali tanpa istirahat seperti Tante Mira. Karena kontolku masih lemas, kali ini aku memulainya dengan lidahku dulu. Kubaringkan Luna di atas ranjang dan pantatnya kualasi dengan dua buah bantal supaya lidahku bisa menjangkau memeknya dengan mudah.
  • "Nah... gitu sayang... jilatin memek Luna... hmmh... enak banget.... Luna belum pernah orgasme pakai oral... sekarang Luna pengen ngerasain... ayoo sayang... bikin aku terbang melayang ke bulan.... c'mon honey... lick my pussy.... mmhh... yesss... I like it... yess... make me cum honey..." Kujilati bibir dan liang memeknya lalu kupermainkan klitoris Luna dengan bibir dan lidahku sementara itu jari-jari tanganku masuk ke dalam liang memeknya.
Tampaknya Luna sangat menikmati ini, pinggulnya bergoyang-goyang perlahan serta suaranya mendesah-desah sexy sekali. Setelah beberapa menit akhirnya kuputuskan untuk meningkatkan rangsangan dengan jalan menghisap klitorisnya dengan kuat dan menjilatinya dengan cepat sehingga tubuh Luna mulai bergetar tak beraturan. Sementara itu jari-jariku terus masuk semakin dalam sampai menyentuh g-spotnya. Ini membuat Luna menjadi makin tak mampu mengontrol dirinya lagi, pinggulnya bergetar keras hingga akhirnya dia mengalami orgasmenya yang ketiga.
  • "Mmhh Anton... adduhh... Luna nggak tahan lagi adduuhh... terus isep yang kuat... c’mon honey.... mmhh... yess.... I’m cumming.... I’m cumming...... aduh enak bangeett.... aahh... oohh.... oohh...!!" tubuh Luna mengejang keras, giginya terkatup rapat, matanya terpejam dan tangannya mencengkeram kasur dengan kuat. Tapi aku tidak menghentikan permainanku, klitoris dan g-spotnya terus aku rangsang sampai akhirnya setelah hampir semenit berlalu tubuh Luna yang menggelinjang mulai terkulai lemas kehabisan tenaga. Aku ingin Luna merasakan orgasme yang terus-menerus tanpa henti seperti Tante Mira. Luna masih tergolek lemas di tengah tempat tidur, sementara itu kontolku sudah mulai menegang kembali setelah mendapatkan cukup waktu beristirahat.
Luna yang belum sadar akan apa yang terjadi tiba-tiba kaget karena aku memasukkan kontol ke dalam memeknya yang masih berdenyut-denyut akibat orgasmenya yang terakhir.
  • "Aduhh... Anton sayang... kamu ganas banget sih.... Luna masih capek nih.... istirahat dulu yaa.... please honey..." Aku tersenyum dan menggelengkan kepala perlahan sambil terus menancapkan kontolku ke dalam memeknya. Akhirnya tidak berapa lama kemudian Luna mulai terangsang juga, dia mulai menikmati sodokan kontolku dan mulai menggerak-gerakkan pinggulnya dengan ganas. Setelah beberapa menit berlalu akhirnya pertahanan Luna mulai bobol. Ia mulai kehilangan kendali dan tubuhnya bergetar-getar merasakan orgasmenya yang ke-empat.
  • "Donni..... mmhh... gimana nih... Luna bisa keluar lagi sayang....... aduhh... aahh... keluar lagi deh... aahh..... mmhh.... aahh...!" kedua tangan Luna mencengkeram punggungku sementara itu kakinya menjepit kuat pinggulku. Aku membiarkan kontolku tertancap dalam-dalam di memek Luna dan membiarkan dia menikmati orgasmenya. Begitu cengkeraman Luna mulai melunak aku mulai lagi melanjutkan goyangan kontolku di dalam memeknya. Luna tampaknya kaget setengah mati dan benar-benar tidak siap mendapat serangan beruntun ini.
  • "Anton... udah dulu dong sayaang... Luna masih capek..... Luna lemes banget sayang.... please.... gimme a break, honey...." Tapi sama seperti dengan Tante Mira sebelumnya, aku tidak ambil peduli. Aku terus menusukkan kontolku ke dalam memeknya, makin lama makin cepat... sampai akhirnya Luna mulai terangsang lagi untuk yang kesekian kalinya dan kembali ikut bergerak aktif.
  • "Anton... gantian ya... Luna pengen di atas...." Aku lalu merebahkan diriku dan membiarikan Luna menaiki tubuhku sambil membenamkan kontolku ke dalam memeknya. Kali ini Luna benar-benar sudah belajar banyak dari Tante Mira, gerakannya mulai ganas dan liar. Desahan-desahan kenikmatannya benar-benar membangkitkan nafsu. Akhirnya Luna mulai mengalami puncak kenikmatan orgasmenya yang kelima, gerakannya makin liar terutama saat membenamkan kontolku ke dalam memeknya dan desahannya berubah menjadi jerit kenikmatan.
  • "Antoni.... aahh... Luna udah nggak tahan...uuhh... mmhh .....Luna keluar lagi.... mmhh... yess.... I’m cumming... aahh... aahh......!!" Akhirnya pinggul Luna menghujam keras ke bawah membuat kontolku terbenam sampai ke ujung memeknya berbarengan dengan rasa nikmat luar biasa yang menjalari tubuhnya. Dan Lunapun terkulai lemas di atas tubuhku.
Kelihatan Luna sudah begitu lemas setelah orgasmenya yang kelima, tapi sudah kepalang tanggung. Aku sudah terangsang berat dan belum orgasme. Kubaringkan Luna yang masih memejamkan mata, lalu perlahan-lahan kubuka pahanya dan kuarahkan kontolku ke liang kenikmatannya. "Aduh... jangan sayang... uuh... sakit sayang... memek Luna udah mulai ngilu.... berhenti dulu yaaa... istirahat sebentar aja... nanti boleh lagi...." Luna mencoba menolakku, tapi tubuhnya yang sudah lemah tidak kuasa menahan masuknya kontolku ke dalam memeknya. Akhirnya ia tergolek pasrah di bawah berat tubuhku yang menindihnya. Aku tidak ingin menyakiti Luna, sebaliknya aku ingin memberinya kenikmatan. Maka aku menggerak-gerakkan pinggulku dengan hati-hati supaya kontolku bergerak dengan lembut di dalam memeknya yang sudah over-sensitif. Kalau Luna terlihat kesakitan aku berhenti sebentar, setelah itu aku lanjutkan lagi dengan gerakan yang lembut. Sesekali kucumbu bibirnya, lalu kujilati leher dan telinganya agar nafsunya bangkit kembali sehingga akhirnya perlahan tapi pasti libido Luna mulai naik kembali.
Ia mulai bisa merasakan kenikmatan yang diberikan kontolku. Matanya mulai terpejam merasakan nikmat dan dari mulutnya yang mungil kembali keluar desahan-desahannya yang khas dan sexy. Beberapa saat kemudian tampaknya Luna benar-benar sudah pulih, rasa sakitnya sudah tergantikan sepenuhnya dengan rasa nikmat. Ia mulai menggerakkan pinggulnya dengan ganas sehingga akupun harus mempercepat tusukan kontolku untuk mengimbanginya. Aku merasakan Luna sebentar lagi akan mencapai orgasme, dan begitu juga aku.
  • "Anton sayang... Luna mau keluar lagi..... adduhh... adduhh... enak banget... mmhh... c’mon honey... fuck me harder.... yess.... aahh... masukin yang dalam sayang... adduuh... mmhh.... adduhh... Luna keluar lagii.... mhh... aahh... I’m cumming.... aahh!"
  • "Ayo Luna.... kita barengan yaa sayang....... mmhh... aahh...!!" Akhirnya aku menumpahkan sisa persediaan spermaku yang terakhir ke dalam memek Luna, sementara tubuh Luna menggelinjang hebat menahan nikmat orgasmenya yang keenam.

Terkait

Description: Cerita Tante Girang Rating: 4.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Cerita Tante Girang
Al
Mbah Qopet Updated at: 02.15